Hampir setiap manusia dapat dikatakan sebagai seorang filsuf, artinya bahwa setiap orang itu mempunyai filsafatnya sendiri-sendiri. Setiap diri yang berkesadaran tentu mempunyai pandangan khas terhadap alam semesta. Oleh karena itu, maka filsafat sering diartikan sebagai usaha manusi yang gigih untuk dapat membuat hidup ini sedapat mungkin dapat dipahami dan bermakna. Pengertian filsafat yang demikian ini sering kita dapati, misalnya filsafat seorang pahlawan rawe-rawe rantas malang-malang putung..
Seorang yang berfilsafat dapat diumpamakan seorang yang berpijak di bumi sedang tengadah ke bintang-bintang. Dia mengetahui hakikat dirinya dalam kesemestaan galaksi. Atau seorang yang berdiri di puncak tinggi, memandang ngarai dan lembah di bawahnya. Dia ingin menyimak kehadirannya dengan kesemestaan yang ditatapnya. Karakteristik berpikir filsafat yang pertama adalah sifat menyeluruh. Seorang ilmuwan tidak puas lagi mengenal ilmu hanya dari segi pandang ilmu itu sendiri. Dia melihat hakikat ilmu dalam konstelasi pengetahuan yang lainnya. Dia ingin tahu kaitan ilmu dengan moral. Kaitan ilmu dengan agama. Dia ingin yakin apakah ilmu itu membawa kebahagiaan kepada dirinya.
The Liang Gie Pengantar Filsafat
Dengan demikian, karena tingkat pendidikan manusia berpengaruh terhadap persepsinya tentang rasionalitas dan pemikiran dengan kesadarn moral yang penuh rasa tanggungjawab dan kemandirian, maka kematangan diri manusia menjadi landasan dalam pengembangan pengetahuan dan kesadaran filsafat dalam akal budinya. Dengan kata lain, semakin tinggi tingkat pendidikan manusia semakin sesuai untuk menerima siraman filsafat dikarenakan adanya kecintaan hatinya yang mendorongnya berjalan kepada mencari kebenaran yang belum maupun sudah tersingkap, dengan tetap menegaskan bahwa manusia berpendidikan rendah juga kadangkala mampu berfikir rasional dan jujur.
Dengan akal budi, rasionalitas dan kejujurannya tersebut, manusia memiliki kemampuan untuk merefleksi hasil olah pikirnya dengan lingkup dan batasan, pelembagaan, kesepakatan, pemanfaatan dan dinamika terkait pemenuhan kehidupannya yang melahirkan ilmu dan pengetahuan, yang salah satunya disebut sebagai filsafat.
Filsafat merupakan ilmu yang paling tua, disebabkan ilmu filsafat merupakan dasar dari segala dasar berpikir yang membutuhkan pemecahan dari pertanyaan dan persoalan hidup di dalam olah pikir manusia, di mana lantas melahirkan berbagai cabang ilmu.
Filsafat menyentuh berbagai dimensi hidup manusia, keterbukaan total terhadap realitas hidup, kejujuran hati dan merefleksikan suasana jiwa yang tentram dan damai atas dasar gerak hidup berdasarkan perilaku hukum Tuhan dan hukum horizontal yang disusun oleh dan atas kesepakatan universal umat manusia. Hukum ciptaan Tuhan dan hukum ciptaan manusia tidak dipertentangkan, tetapi diselaraskan melalui renungan filsafat dan pendamaian multi dimensi dalam keluhuran budi pekerti, serta mampu menghubungkan akar masalah manusia dengan jembatan penyelesaiannya secara rasional dan jujur.
Sebagian ahli filsafat berpandangan bahwa perhatian yang besar terhadap peran dan fungsi filsafat ilmu mulai mengedepan tatkala ilmu pengetahuan dan teknologi mengalami kemajuan yang sangat pesat. Rizal Mustansyir dan Misnal Munir mengatakan :[5]
Sebagai suatu disiplin, filsafat ilmu pertama-tama berusaha menjelaskan unsure-unsur yang terlibat dalam proses penelitian ilmiah, yaitu prosedur-prosedur pengamatan, pola-pola argument, metode penyajian dan perhitungan, prandaian-prandaian metafisik dan seterusnya. Kemudian mengevaluasi dasar-dasar validitasnya berdasarkan sudut pandang logika formal, metodologi praktis dan metafisika. Dalam bentuk kontemporer fisafat ilmu kemudian menjadi suatu topik bagi analisis dan diskusi eksplisit yang setara dengan cabang-cabang filsafat lainnya, yaitu etika, logika dan epistemologi (teori pengetahuan).
Filsafat ilmu sebagimana halnya dengan biidang-bidang ilmu yang lainnya, juga memiliki objek material dan objek formal. Objek material atau pokok pembahasan filsafat ilmu adalah imu pengetahuan itu sendiri, yaitu pengetahuan yang telah disusun secara sistematis dengan metode ilmiah tertentu, sehingga dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya secara umum. Disini terlihat jelas perbedaan yang hakiki antara pengetahuan dengan ilmu pengetahuan. Pengetahuan lebih bersifat umum dan didasarkan pengalaman sehari-hari, sedangkan ilmu pengetahuan adalah pengetahuan yang bersifat ilmu khusus dengan ciri-ciri : sistematis, metode ilmiah tertentu, serta dapat diuji kebenarannya.
Selanjutnya, objek formal filsafat ilmu adalah hakikat ilmu pengetahuan, artinya ilmu lebih menaruh perhatian terhadap problem-problem mendasar ilmu pengetahuan. Menurut Ali Mudhofir, ada tiga jenis persoalan filsafat yang utama, yaitu :[8]
Persoalan tentang keberadaan (being) atau eksistensi (existence) bersangkutan dengan cabang filsafat metafisika; Persoalan tentang pengetahuan (knowledge) atau kebenaran (truth). Pengetahuan ditinjau dari segi isinya bersngkutan dengan filsafat epistemologi, sedangkan kebenaran ditinjau dari segi bentuknya bersangkutan dengan cabang filsafat logika. Persoalan tentang nilai-nilai (values), dibedakan menjadi dua, nilai-nilai kebaikan tingkah laku dan nilai-nilai keindahan. Nilai-nilai kebaikan tingkah laku bersangkutan dengan cabang filsafat etika dan nilai-nilai keindahan bersangkutan dengan cabang filsafat estetika.
Metafisika. Cabang ini dapat diartikan sesuatu yang ada di balik atau di belakang benda-benda fisik. Aristoteles tidak memakai istilah metafisika melainkan proto philosophia (filsafat pertama). Filsafat pertama ini memuat uraian tentang sesuatu yang ada di belakang gejala-gejala fisik seperti bergerak, berubah, hidup, dan mati. Metafisika ini dapat pula didefenisikan sebagai studi atau pemikiran tentang sifat yang terdalam dari kenyataan atau keberadaan.
Epistimologi. Juga disebut dengan teori pengetahuan, yang dapat didefenisikan sebagai cabang filsafat yang mempelajari asal mula atau sumber, struktur, metode , dan sahnya pengetahuan.
Etika. Cabang filsafat ini juga disebut filsafat moral, yang dapat diartikan sebagai mempelajari tingkah laku dan kesusilaan. Objek materil etika adalah tingkah laku atau perbuatan manusia. Perbuatan yang dilakukan secara sadar dan bebas. Objek formal etika adalah kebaikan dan keburukan atau bermoral dan tidak bermoral dari tingkah laku tersebut.
Estetika. Cabang filsafat ini juga disebut filsafat keindahan. Kalau etika digambarkan sebagai teori baik dan jahat, maka estetika digambarkan sebagai kajian filsafat tentang keindahan dan kejelekan. Baik etika maupun estetika keduanya bertalian dengan nilai-nilai. Etika bertalian dengan nilai-nilai moral sedangkan estetika bertalian dengan nilai-nilai bukan moral.
Bahwa dari perkembangan dan permasalahan-permasalahan filsafat yang dapat dilihat, sangatlah berpengaruh untuk mengantarkan filsafat ilmu sebagai cabang filsafat yang mengkaji secara mendalam filsafat itu sendiri dengan menggunakan metoda ilmiah.
Berdasarkan pembahasan yang diuraikan dapat dibuat simpulan, titik pangkal filsafat adalah sejarah pemikiran manusia sejak zaman Yunani kuno hingga zaman sekarang. Titik pusat perhatian filsafat adalah isu-isu pokok yang dibawa filsuf di setiap zamannya. Perkembangan filsafat dari masa ke masa telah mengantarkan ke satu bidang filsafat ilmu yang menjadi cabang dari filsafat itu sendiri. (***)
Pengertian filsafat penting dipahami. Terutama buat kamu yang mengambil jurusan filsafat. Tapi tahukah kamu jika filsafat salah satu cabang ilmu yang paling pertama sebelum cabang ilmu lain muncul. Hal ini menunjukan bahwasanya ilmu filsafat memiliki kajian dan perenungan yang dalam. Sehingga mampu melahirkan banyak cabang ilmu.
Menurut tokoh yang lain seperti Immanuel Kant, mendefinisikan bahwa filsafat adalah dasar dari seluruh ilmu pengetahuan yang memliputi banyak hal. Mulai dari meliputi isu epistemology atau yang lebih familiar dengan sebutan filsafat pengetahuan dan berperan untuk menjawab pertanyaan tentang apa yang manusia ketahui.
Makna filsafat diartikan rene Descartes lebih religious, karena filsafat adalah kumpulan seluruh pengetahuan Allah. Kemudian manusia dan alamlah yang menjadi pokok penyelidikan untuk menemukan jawaban dan ilmu-ilmu baru.
Memang ada banyak sekali tokoh yang mendefinisikan filsafat. Salah satunya pengertian filsafat menurut N. Driyarkara, yang mana filsafat sebuah refleksi secara intens dan mendalam untuk mengetahui penyebabnya apa, dan menanyakan pertanyaan seperti megnapa ataupun hal lain yang merupakan bentuk refleksi dari realitas.
Pengertian filsafat menurut aristoteles adalah ilmu pengetahuan yang meliputi kebenaran. Dimana ilmu pengetahuan tersebut berisi banyak hal, mulai dari ilmu retorika, ilmu etika, ilmu metafisika, ilmu politi, ilmu logika dan ilmu keindahan.
Jika menanyakan ilmu filsafat menurut para tokoh, jawabannya berbeda-beda, tergantung perspektif tokoh tersebut. salah satunya menurut Al Farabi yang mengartikan filsafat sebagai ilmu tentang sifat yang mencoba untuk mengetahui sifat sebenarnya dari kebenaran.
Atau pendapat dari salah satu tokoh yang namanya juga besar di kalangan Muslim, Ibnu Sina yang mengatakan bahwa filsafat adalah ilmu pengetahuan tentang alam maujud dan bertujuan menyelidiki hakikat yang sebenarnya.
Pengertian filsafat menurut The Liang Gie sebagai kesimpulan dari banyak sekali pendapat tentang filsafat dari berbagai tokoh dunia. Ia mengartikan bahwa filsafat adalah pemikiran yang sedalam-dalamnya yang bebas dan teliti mengenai ketuhanan, manusia dan alam demi tujuan mencari hakikat kebenaran.
Lain lagi dengan Russel, yang justru mendefinisikan filsafat sebagai kritik terhadap pengetahuan. Hal ini karena filsafat mengkaji secara kritis asas-asas yang digunakan dalam ilmu pengetahuan atau digunakan untuk mengetahui ketidakselaran yang telah terjadi. Russel juga berpendapat bahwa filsafat terletak antara theologia, dan ilmu pengetahuan terletak di antara dogma-dogma dan ilmu-ilmu eksakta. 2ff7e9595c
Comments